Taddabur Al-Qur’an Surat Al-Fath Ayat 9

Dipublikasikan oleh SMK IT AL FATH pada

TADABBUR QS AL-FATH AYAT 9

Oleh : K.H M. Fajar Laksana, Pimp. Ponpes Modern Dzikir Alfath

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

لِّـتُؤْمِنُوْا بِا للّٰهِ وَ رَسُوْلِهٖ وَتُعَزِّرُوْهُ وَتُوَقِّرُوْهُ ۗ وَتُسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا

 

“agar kamu semua beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, membesarkan-Nya, dan bertasbih kepada-Nya pagi dan petang.”

(QS. Al-Fath 48: Ayat 9)

 

Firman Allah diatas diawali dengan huruf “LI (ل) ” artinya Untuk atau agar yang maknanya adalah merupakan Huruf yang menunjukan “TUJUAN YANG INGIN DICAPAI DARI AYAT 8 QS Alfath” yaitu bahwa TUJUAN dari Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk menjadi saksi pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan TUJUANYA adalah di ayat 9 Qs Alfath yaitu ada 3 yaitu :

 

1).Orang yang Beriman

2).Beruman kepada Allah dan Rasulnya.

3).Menguatkan dan Membesarkan Agama Allah kemudian bertasbih kepada Allah

 

1).MAKNA ORANG BERIMAN

 

Allah menjelaskan makna ORANG YANG BERIMAN dalam Qs Al Anfal ayat 2. yaitu

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ 

 

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,”

 

Makna iman dalam ayat diatas adalah memiliki ciri.

a).Berdzikir sampai bergetar Qalbunya

b).Membaca ayat Quran sampai bertambah keimananya

c) Bertaqwa kepada Allah artinya tunduk taat kepada Allah dan Rasulnya.

 

Makna diatas adalah sama dengan Tujuan Allah menurunkan Nabi di Qs Alfath ayat 8 yaitu untuk menjadi Saksi artinya menjadi saksi atas keimanan manusia yang berdzikir kepada Allah. dan membawa kabar gembira dan peringatan yaitu Alquran. Tujuannya adalah agar bertaqwa kepada Allah.

 

2).MAKNA IMAN KEPADA ALLAH DAN RASULNYA.

 

ini mengandung 4 makna yaitu.

 

1.Makna Iman kepada Allah dan Rasulnya adalah Taat kepada Allah dan Rasulnya.

dijelaskan oleh

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَ نْـتُمْ تَسْمَعُوْنَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 20)

 

2.Makna iman kepada Allah dan Rasulnya adalah

Penuhi seruan Allah dan Rasulnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَا كُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚوَا عْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَ نَّهٗۤ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 24)

 

3.Makna iman kepada Allah dan Rasulnya adalah

Jangan menghianati Allah dan Rasul nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْۤا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 27)

 

4.Makan Iman kepada Allah dan Rasulnya adalah Taati Allah dan Rasulnya dan Pemimpin kalian yaitu IMAM JAMAAH.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 59).

ayat ini menjelaskan untuk bisa beriman kepada Allah dan Rasulnya maka kita harus punya Imam jamaah artinya kita harus hidup atau masuk kedalam jamaah Islam tidak boleh hidup sendirian.

 

3).MENGUATKAN DAN MEMBESARKAN AGAMA ALLAH.

 

A).Menguatkan agama Allah.

 

Menguatkan agama Allah caranya adalah dengan “HIJRAH MASUK KEDALAM JAMAAH ISLAM”.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

وَا عْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖوَا ذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَاَ لَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَ صْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖۤ اِخْوَا نًاۚوَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّا رِ فَاَ نْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗكَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

 

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 103)

 

 “Kalimat “Al-Jama’ah” pada ayat ini artinya adalah ber-Jama’ah (bersama-sama/bersatu padu), karena: Hal ini Sesuai dengan makna yang diberikan oleh para ahli Tafsir, di antaranya Abdullah bin Mas’ud, ia menyebutkan bahwa yang dimaksud adalah “Al Jama’ah” (Tafsir Al-Qurthuby:III/159, Tafsir Jaami’ul Bayan:IV/21)”

 

Masuk kedalam jamaah itu artinya MENGUATKAN AGAMA ISLAM DENGAN HIJRAH KEDALAM JAMAAH.

Hal ini dijelaskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

وَا ذْكُرُوْۤا اِذْ اَنْـتُمْ قَلِيْلٌ مُّسْتَضْعَفُوْنَ فِى الْاَ رْضِ تَخَا فُوْنَ اَنْ يَّتَخَطَّفَكُمُ النَّا سُ فَاٰ وٰٮكُمْ وَاَ يَّدَكُمْ بِنَصْرِهٖ وَرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

 

“Dan ingatlah ketika kamu (para Muhajirin) masih (berjumlah) sedikit, lagi tertindas di bumi (Mekah), dan kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Dia memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur.”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 26)

 

Allah kuat kan Nabi Muhammad keti ada di Mekah dengan hijrah ke Madinah membangun jamaah islam sehingga TIDAK ADA ISLAM TANPA JAMAAH DAN KEPEMIMPINAN.

hal ini dijelaskan lagi oleh

“Umar bin Al-Khattab berkata:

 

 إِنَّهُ لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ وَلاَإِمَارَةَ إِلاَّ بِطَاعَةٍ فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى الْفِقْهِ كَانَ حَيَاةًلَهُ وَلَهُمْ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ فِقْهٍ كَانَ هَلاَكًا لَهُوَلَهُمْ

 

 “Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan ber-Jama’ah, dan tidak ada Jama’ah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan ditaati, maka barang siapa yang kaum itu mengangkatnya sebagai pimpinan atas dasar kefahaman, maka kesejahteraan baginya dan bagi kaum tersebut tetapi barangsiapa yang kaum itu mengangkatnya bukan atas dasar kefahaman, maka kerusakan baginya dan bagi mereka.” (HR.Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi dalam bab Dzihabul ‘ilmi: I/79)”

 

maka kita umat Islam WAJIB BERJAMAAH SUPAYA KUAT AGAMA ISLAM.

hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ اْلقَاصِيَةِ

 

 “…maka wajib atas kamu ber-Jama’ah, karena sesungguhnya serigala itu makan kambing yang sendirian.” (HR.Abu Dawud dari Abi Darda, Sunan Abi Daud dalam Kitabus Shalah: I/150 No.547)

 

Maka  JAMAAH ITU RAHMAT FIRQOH ITU ADZAB.

hal ini disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

 اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ

 

 “Al-Jama’ah itu rahmat dan firqoh itu adzab.” (HR.Ahmad dari Nu’man bin Basyir, Musnad Ahmad:IV/278, Silsilah Ahaditsush Shohihah No.667)

 

 Maka kemudian ditekankan kembali agar umat islam mau hidup berjamaah karena kalau kita mati dalam keadaan belum hidup berjamaah maka sama dengan mati dalam keadaan Jahilyah ini dijelaskan dalam Qs Annisa ayat 97.

juga disampaikan oleh  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

 مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَمِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍأَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌوَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلاَيَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلاَ يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَمِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ

 

Barangsiapa yang keluar dari ketaatan dan memisahkan diri dari Al-Jama’ah, maka ia mati laksana kematiannya orang Jahiliyah dan barangsiapa yang berperang di bawah bendera keashobiahan (kesukuan) dia marah karena kesukuannya atau mengajak kepada keashobiahan dan menolong karena keashobiyahannya lalu dia terbunuh maka kematiannya laksana kematian Jahiliyah dan barangsiapa yang keluar dari umatku kemudian memusuhi orang-orang yang baik maupun yang fajir di antara umatku dan tidak mengecualikan orang-orang yang beriman dari mereka dan tidak menepati kepada orang yang diberi janji yang ia telah berjanji kepadanya maka dia bukan dari umatku dan aku bukan dari golongan mereka.” (HR.Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaaroh: II/135, Ahmad, Musnad Imam Ahmad bin Hambal:I/70, )

 

BEGITU PENTINGNYA HIDUP BERJAMAAH UNTUK MENGUATKAN AGAMA ISLAM SEHINGGA JIKA KITA TIDAK BERJAMAAH UNTUK SALING LINDUNGI MELINDUNGI MAKA TERJADI KEKACAUAN DAN KERUSAKAN.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍۗاِلَّا تَفْعَلُوْهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الْاَ رْضِ وَفَسَا دٌ كَبِيْرٌ

 

“Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di Bumi dan kerusakan yang besar.”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 73)

 

B).Membesarkan agama Allah dengan  JIHAD.

 

Orang yang beriman menguatkan agama islam dengan berhijrah kedalam jamaah islam dan MEBESARKANYA dengan cara BERJIHAD DIDALAM JAMAAH NYA.

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَا جَرُوْا وَجٰهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَا لَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْۤا اُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّا ۗ لَّهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

 

 

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.”

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 74).

Firman Allah diatas menunjukan bahwa untuk berjihad kita harus berhijrah dulu masuk kedalam jamaah dan kemudian membesarkan agama Allah dengan Berjihad yaitu bisa dengan harta dan diri kita

 

MAKA ISLAM KUAT DAN BESAR DGN HIJRAH HIDUP BERJAMAAH DAN BERJIHAD

sehingga Nabi Muhammad Saw menyatakan CIRI PENGIKUT NABI YAITU BERSIKAP TEGAS TERHADAP KAUM KAFIR DAN BERKASIH SAYANG TERHADAP SESAMA MUSLIM

 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗ وَا لَّذِيْنَ مَعَهٗۤ اَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّا رِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ تَرٰٮهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰٮةِ ۖ وَمَثَلُهُمْ فِى الْاِ نْجِيْلِ ۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْئَـهٗ فَاٰ زَرَهٗ فَا سْتَغْلَظَ فَا سْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّا عَ لِيَـغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّا رَ ۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

 

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat, lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.”

(QS. Al-Fath 48: Ayat 29)

 

MAKA SANGAT JELAS ISLAM TIDAK AKAN KUAT DAN BESAR TANPA MAU HIJRAH KEDALAM JAMAAH DAN BERJIHAD DENGAN HARTA DAN DIRI KITA UNTUK MENGUATKAN DAN MEMBESARKAN AGAMA ALLAH SEHINGGA KITA MENDAPATKAN KEMENANGAN DAN MULIAKA  DAN BESARKAN AGAMA ALLAH OLEH DIRI KITA DENGAN BANYAK BERTASBIH KEPADA ALLAH.

Wallahu A’lam Bisshowab. Alhamdulillah

Wasalamu’alaikum Wr. Wb.

Kategori: Sandaran

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×

 

Assalamu'alaikum!

Terimakasih sudah mengunjungi website kami. Silakan anda klik kontak dibawah ini untuk menghubungi admin kami

× Butuh bantuan?