Fikih Praktis Shaum
Dipublikasikan oleh SMK IT AL FATH pada
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Fikih praktis Shaum yaitu meliputi:
1). Niat Shaum
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta’âla.
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta’ala.”
2). Doa buka shaum
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَي رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
(Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ‘ala rizqika afthortu bi rahmatika ya arhamar rahimin)
Artinya: “Ya Allah, hanya kepada-Mu hamba berpuasa, hanya kepada-Mu hamba percaya, dan hanya dengan rezeki dari-Mu hamba berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.”
Adapun niatnya adalah sebagai berikut:
3). Niat mandi sunnah di bulan Ramadhan
نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى
Nawaitu adâ’al ghuslil masnûni lî fî hadzihil lailatil min romadh lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Aku berniat menjalankan mandi yang disunnahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
4). Niat Sholat Tarawih
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin
Ushalli sunnatat tarawihi rak’atayni mustaqbilal qiblati ada’an ma’muman lilahi ta’alaa.
Artinya
Aku niat shalat sunah tarawih dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.
5). Niat Sholat Sunat Witir 2 dan satu rakat (Shalat witir 3 rakaat dua kali salam).
Niat shalat witir dua rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal minal witri rak’ataini mustaqbilal qiblati ada an makmuman Lillaahi Ta’ala. Artinya: “Aku niat sholat sunnah bagian dari shalat Witir dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Sholat Witir 1 Rakaat:
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِركعة اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatal Witri rok’atan Adaa an Ma’muman Lillaahi Ta’ala Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir 1 rakaat menjadi makmum karena Allah Ta’ala.”
6). Syarat Wajib Puasa
- Islam
- Baligh
- Berakal
- Sehat
- Bermukim (Tidak Musafir)
- Suci (Dari Haid Dan Nifas)
7). Syarat Sah Puasa
- Islam
- Berakal & Mumayyiz
- Suci (Dari Haid Dan Nifas)
- Nyata masuknya bulan Ramadhan
8).Rukun-Rukun Puasa
- Orang Yang Puasa
- Berniat
- Menahan Diri Daripada Perkara Yang Membatalkan Puasa
9). Perkara Yang Membatalkan Puasa
- Makan Dan Minum Dengan Sengaja
- Memasukkan Dengan Sengaja Benda Ke Dalam Rongga Yang Terbuka. Seperti (lubang hidung,telinga, mulut dan lubang kemaluan)
- Muntah Dengan Sengaja.
- Keluar Haid & Nifas
- Gila
- Murtad
- Keluar Mani Dengan Sengaja
- Bersetubuh Di Siang Hari
10). Perkara Sunat Ketika Puasa
- Segera Berbuka Puasa
- Berbuka Dengan Kurma/Juadah Manis
- Baca Doa
- Melambatkan Bersahur
- Banyakkan Baca Al-Quran, Berzikir, Berselawat Dan Membuat Amal Kebajikan
- Sentiasa Bersedekah
- Jauhkan Diri Daripada Bercakap Perkara Yang Sia-Sia Dan Perbuatan Yang Tidak Membawa Manfaat
- Mandi Junub Lebih awal Sebelum Masuk Waktu Subuh
11). Makruh Ketika Puasa
- Suntik
- Berbekam
- Berkumur-Kumur
- Memasukkan Air Ke Dalam Rongga Hidung Secara Berlebihan
- Mandi Yang Berlebihan
- Rasa Makanan Di Hujung Lidah
12). 6 Hal Yang Menghilangkan Pahala Puasa
- Berdusta
- Ghibah
- Ado Domba
- Sumpah palsu
- Memandang seseorang dgn nafsu sahwat
- mengeluarkan kata kata keji, cacian maki
13). Golongan Yang Wajib Qada’ Puasa
- Orang Sakit Yang Ada Harapan Untuk Sembuh
- Orang Yang Musafir (Bukan Kerana Maksiat)
- Orang Yang Kedatangan Haid Dan Nifas
- Orang Yang Meninggalkan Niat Puasa
- Orang Yang Sengaja Melakukan Perkara² Yang Membatalkan Puasa
- Orang Yang Pitam/Mabuk
- Orang Yang Sangat Lapar Dan Dahaga
14). Mereka Yang Di Kenakan Membayar Fidyah Puasa
- Mereka Yang Tidak Dapat Mngqada’kan Puasa Sehingga Masuk Ramadhan Kali Kedua – (Fidyahnya : 1½ Liter Beras Untuk Setiap Hari Yang Di Tinggalkan Di Samping Mengqada’ Puasa) Bagi Setahun Tertinggal. Kalau Tidak Di Qada’ Sehingga Melampaui 2 Tahun Maka Di Kenakan 3 Liter Tetapi Puasa Tetap Juga 1 Hari (Tiada Tambahan)
- Orang Sakit Yang Tidak Ada Harapan Untuk Sembuh
- Orang Yang Terlalu Tua Dan Tidak Berdaya Untuk Berpuasa
- Orang Yang Ada Qada’ Puasa Tetapi Meninggal Dunia Sebelum Sempat Berbuat Demikian (Fidyahnya : Di Buat Oleh Kerabat Si Mati/Di Ambil Daripada Harta Pusakanya)
- Perempuan Yang Mengandung/Yang Menyusukan Anaknya Perlu Mengqada’ Puasa Dan Membayar Fidyah 1½ Liter Beras Bagi Setiap Hari Yang Di Tinggalkan Sekiranya Dia Meninggalkan Puasa Kerana Bimbangkan Anaknya Tetapi Sekiranya Dia Takut Memudaratkan Pada Dirinya Dia Hanya Wajib Mengqada’ Puasanya
15). Kifarat Bersetubuh Di Bulan Ramadhan.
Orang Yang Bersetubuh Pada Siang Hari Bulan Ramadhan, Maka Kedua2 Suami Isteri Tersebut Perlu Mengqada’ Puasa Berkenaan Dan Suami Wajib Membayar Kifarat (Denda) Seperti :
- Memerdekakan Seorang Hamba Mukmin L/P (Sekiranya Tidak Mampu)
- Berpuasa 2 Bulan Berturut-Turut Tanpa Terputus (Kalau Tidak Berdaya)
- Memberi Makan Kepada 60 Orang Fakir Miskin
Walau Bagaimana Pun, Jika Persetubuhan Itu Di Lakukan Kerana Terlupa, Jahil Tentang Haramnya/Di Paksa Ke Atasnya Tidaklah Wajib Kifarat
16). Tingkatan Puasa
- Puasa Umum – Sekadar Menahan Makan, Minum Dan Keinginan Berjimak
- Puasa Khusus – Memelihara Mata, Telinga, Lidah, Tangan Dan Kaki Daripada Melakukan Dosa Selain Menahan Diri Daripada Perkara Di Atas
- Puasa Khusus Al-Khusus – Merangkumi puasa Di Atas Dan Di Sempurnakan Pula Dengan Puasa Hati Daripada Semua Keinginan Zahir Dan Batin
17).Mereka Yang Di Benarkan Meninggalkan Puasa* :-
- Orang Yang Hilang Daya Upaya Seperti Sakit Yang Apabila Berpuasa Akan Menambahkan Keuzuran
- Orang Musafir
- Org Yang Terlalu Tua Dan Amat Lemah
- Orang Yang Tersangat Lapar Dan Dahaga
- Perempuan Hamil/Menyusukan Anaknya Yang Apabila Berpuasa Boleh Memudaratkan Diri/Anak Yang Di Susui Itu
Selamat Menjalani Ibadah Shaum
semoga Allah Swt menerima semua amal ibadah kita Aamiin Yra.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 Komentar