Momen Langka, Fadli Zon Jajal Main Boles di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi

Dipublikasikan oleh SMK IT AL FATH pada

Momen Langka, Fadli Zon Jajal Main Boles di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi

MEDIA PAKUAN – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon melakukan kunjungan ke Museum Prabu Siliwangi yang berlokasi di Ponpes Dzikir Al Fath, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Rabu 29 Januari 2025. Setibanya di lokasi, Fadli Zon disambut dengan upacara adat Ngagotong Lisung dan pencak silat.  Setelah melihat berbagai koleksi di Museum Prabu Siliwangi, Fadli Zon menjajal bermain Bola Leungeun Seneu (Boles) yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTbI) dan menjadi salah satu ikon seni budaya Kota Sukabumi.  Fadli Zon memainkan olahraga tradisional Boles atau lempar bola api dipandu oleh pesilat dari Perguruan Silat Sang Maung Bodas. Sebelum bermain Boles, tangannya terlebih dahulu dibalurkan air ramuan herbal yang berbahan dasar bawang putih, daun sirih, dan jeruk nipis.  Saat percobaan pertama, Fadli Zon gagal memasukkan bola. Barulah di percobaan kedua dia berhasil memasukkan bola api ke dalam keranjang. Dia menyampaikan, bermain Boles tidaklah sulit, namum hanya diperlukan teknik khusus dan latihan supaya tetap aman saat dimainkan.  Baca Juga: Resmi Jadi WBTbI, Boles Sambut Kedatangan Menteri Kebudayaan Fadli Zon “Ya itu menarik dan itu ada tekniknya, dan saya kira ini juga tentu dengan satu pengamanan teknik memainkan bola api. Itu bisa kita gunakan sebagai sarana olahraga yang unik dan khas dan itu hanya ada di Indonesia saya kira,” ujar Fadli di Ponpes Dzikir Al Fath, Rabu 29 Januari 2025. Fadli Zon juga terkesan dengan aneka ekspresi budaya yang ada di Ponpes Dzikir Al Fath. Seperti Boles, pencak silat, Ngagotong Lisung, Adu Lisung, dan Lisung Ngamuk.  “Nah menurut saya ini merupakan kearifan lokal yang saya kira sangat unik dan khas dan tentu perlu ada pengembangan dan juga pemanfaatan,” ungkap Fadli Zon.  “Saya apresiasi sekali ekpresi-ekspresi budaya itu dipelihara dengan baik. Begitu pun juga dengan museum yang mempunyai sejumlah artefak menjadi tempat untuk pembelajaran bagi para santri maupun masyarakat lainnya,” tuturnya. 

Dia berharap pesantren-pesantren lain yang ada di Indonesia dapat melestarikan dan mengembangkan budaya di daerahnya masing-masing.  “Kita berharap pesantren-pesantren juga lebih banyak mengembangkan budaya terutama yang sesuai dengan budaya du daerah masing-masing atau kearifan lokal masing-masing,” pungkasnya. 

“Kemajuan kebudayaan ini menjadi tugas semua orang semua orang mau pemerintah swasta, perirangan termasuk pesantren atau sekolah-sekolah dan masyarakat. Kita berharap ini bisa menjadi inspirasi semua kebudayaan yang ada di sini bisa menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain,” cetusnya.  Di tempat yang sama pendiri Museum Prabu Siliwangi sekaligus pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath, KH Fajar Laksana menyampaikan rasa syukurnya karena karya cipta Ponpes Dzikir Al Fath berupa kesenian Boles telah ditetapkan menjadi WBTbI. 

“Pak menteri memberikan secara langsung piagam penghargaan main Bola Leungeun Seneu ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda tingkat nasional langsung oleh Pak Menteri kepada saya yang pertama kali menggagas maen Boles. Kita bersyukur karya cipta kita diakui diterima di tingkat nasional untuk bisa dikembangkan dipelihara dan dijaga,” ujarnya.  Kedatangan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon juga dalam rangka apresiasi karena Ponpes Dzikir Al Fath menjadi juara satu dalam bidang potensi seni budaya dan menjadi objek wisata ramah muslim tingkat Jawa Barat.  “Kedatangan Pak Menteri ini dalam rangka kunjungan ke pondok pesantren. Di mana Pondok Pesantren Dzikir Al Fath ini adalah salah satu pondok pesantren yang pada tahun 2024 menjadi pesantren juara pertama di bidang potensi seni dan budaya di tingkat Jawa Barat dan pesantren kami juga pondok pesantren terbaik di bidang objek wisata ramah muslim sehingga pak Menteri pun berkenan hadir,” pungkasnya.  Dengan adanya Kementerian Kebudayaan, dia berharap, kebudayaan mendapatkan lebih banyak perhatian dari pemerintah. 
“Karena beliau Kementerian Kebudayaan pertama. Makanya mungkin program-programnya itu perlu masukan dari kita semua dan saya sudah memberikan banyak masukan sebetulnya budaya ini adalah produk dari pada hasil budi daya karsa cipta manusia. Jadi budaya ini sebetulnya hal paling pokok karena dari budaya lahir pendidikan, lahir tentang kehidupan berpolitik, bernegara, berbangsa dan seterusnya itu adalah hasil produknya,” jelasnya.***

Sumber Artikel berjudul “Momen Langka, Fadli Zon Jajal Main Boles di Ponpes Dzikir Al Fath Sukabumi”, selengkapnya dengan link: https://mediapakuan.pikiran-rakyat.com/sukabumi-raya/pr-639014223/momen-langka-fadli-zon-jajal-main-boles-di-ponpes-dzikir-al-fath-sukabumi?page=all&utm_source=social__whatsapp&utm_medium=social__whatsapp

Kategori: BERITA

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×

 

Assalamu'alaikum!

Terimakasih sudah mengunjungi website kami. Silakan anda klik kontak dibawah ini untuk menghubungi admin kami

× Butuh bantuan?